06 February 2009

Angan yang Hina

Kulihat disana seorang pasukan,
Dengan senjata di pundaknya,
Dan mata garang yang siap membidik.

Kaukah kakakku,
Yang pergi dan tak pernah kembali,
Yang tidak meninggalkanku,
Sepotong kecil kenangan terakhir?

Inikah yang kau pilih?
Senapan dan peluru,
Darah dan lumpur,
Hidup dan mati?
Inikah dambaanmu,
Erangan kesakitan musuhmu,
Dan pintaan memelas agar ia tak mati?

Jangan kau belalakkan matamu kakak,
Karena melihat aku disini,
Yang sedang mencoba mengerti,
Mimpimu yang menyedihkan.

Lupakah kau,
Aku yang telah menjadi debu,
Pula berakhir di tanah hina ini?

Mimpimu membunuh engkau,
Anganmu membutakan engkau.
Berlalulah dari segalanya,
Dan lambaikan salam terakhir pada duniamu.

Bila seseorang akan mengakhiri segalanya,
Menghentikan detak jantungmu,
Dan darah yang mengalir adalah darah hinamu,
Aku..
Akulah seseorang itu.
Maafkan aku kakak,
Karena tak mampu mengerti impianmu.

(2007)


No comments: